Deteksi dini untuk gangguan pada perkembangan anak merupakan hal yang sangat utama, terutama untuk para orang tua dengan anak usia batita (bawah tiga tahun). Gangguan pada perkembangan kemampuan bicara anak semakin banyak terjadi di era milenial. Sangat disayangkan, terkadang orang tua tidak melihat ini sebagai hal yang penting, karena merasa nanti anaknya akan berbicara pada waktunya. Tanpa disadari, adanya gangguan bicara nantinya akan dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar. Pada akhirnya di sekolah pun anak akan mengalami masalah akademik.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), 1 dari 12 anak usia 3-17 tahun memiliki gangguan bicara (2015). Dengan demikian, sangat penting bagi orang tua untuk memahami tahap perkembangan anak. Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat membantu orang tua lebih menghargai pentingnya perkembangan kognitif, emosi, fisik, sosial dan akademik pada anak sejak lahir sampai usia dewasa muda. Kemampuan berbahasa dapat memengaruhi keterlambatan atau gangguan pada aspek lain, karena akan melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, emosi dan sosial anak di lingkungan.
Guna menghindari hal itu terjadi, maka penting bagi orang tua untuk mendeteksi gangguan bicara pada anak sejak dini. Untuk itu, mari berkenalan dengan beberapa jenis gangguan bicara yang umum terjadi pada anak.
- Language Disorder
Anak-anak dengan gangguan komunikasi memiliki kesulitan dalam menghasilkan suara, menggunakan Bahasa lisan untuk berkomunikasi, atau untuk memahami apa saja yang orang lain katakan (Mash & Wolfe, 2013). Language disorder biasanya memengaruhi kosakata dan tata Bahasa, sehingga hal ini membatasi kapasitas untuk berbicara. Karakteristik dari Language disorder (American Psychiatric Association, 2013) adalah individu yang memiliki kesulitan terus-menerus dalam akuisisi dan penggunaan Bahasa di seluruh modalitas (yaitu pengucapan, penulisan, Bahasa isyarat atau lainnya) karena kurangnya pemahaman seperti:
- Mengurangi kosakata (misal, harusnya “saya mau pergi” menjadi “saya pergi”)
- Struktur kalimat terbatas, sehingga kurang mampu menempatkan kata-kata dan akhiran untuk membentuk kalimat berdasarkan aturan tata Bahasa
- Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kosa kata dan menghubungkan kalimat untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu topik atau situasi
Kemampuan berbahasa secara substansial dan kuantitas di bawah kemampuan usianya, sehingga individu mengalami keterbatasan fungsional dalam komunikasi yang efektif. Gejala tampak pada periode awal perkembangan dan gejala ini bukan disebabkan karena adanya gangguan pendengaran atau gangguan sensorik lainnya, atau kondisi medis atau neurologis lainnya.
- Speech Sound Disorder
Karakteristik dari gangguan ini adalah (1) individu memiliki kesulitan untuk menghasilkan suara dalam berkata-kata yang mengakibatkan kendala atau gangguan dalam komunikasi verbal atau kemampuan bicara; (2) gangguan tersebut menghalangi terjadinya komunikasi efektif antara dirinya dengan orang lain, sehingga mengganggu dalam relasi sosial, menimbulkan masalah dalam akademik atau performa dalam bekerja; (3) gangguan tersebut tampil pada masa perkembangan awal (usia 0 – 5 tahun); (4) gangguan ini bukan diakibatkan oleh gangguan medis atau pada organ tubuh, atau kerusakan otak atau kondisi medis lainnya.
Setelah mengetahui jenis gangguan bicara pada anak, kini orang tua juga perlu memahami hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menghindari atau mendeteksi dini gangguan bicara pada anak. Berikut adalah hal yang dapat dilakukan:
- Penting bagi anak untuk diberikan tes perkembangan agar dapat mengukur seberapa jauh kemampuan yang dimilikinya, terutama dalam area Bahasa, motorik halus, motorik kasar dan kemandirian. Tes perkembangan yang dapat digunakan adalah Denver Development Screening Test (DDST). Penggunaan tes tersebut untuk menentukan area yang bermasalah atau tidak berkembang sesuai usianya.
- Secara sederhana, anak dapat dibantu dengan melatih artikulasi suara yang benar dalam berkata-kata. Tujuan dari latihan ini tentunya untuk memperbaiki suara yang dihasilkan ketika berkata-kata. Misal, ketika anak menyebutkan “lampu” sebagai “ampu” (menghilangkan satu huruf atau yang lainnya), biasakan untuk tetap menyebutkan pelafalan yang benar agar anak terus mengingatnya.
Berikan terapi pada anak untuk membantu melatih atau mengembangkan kemampuan Bahasa atau kemampuan lainnya yang masih kurang. Anak dapat dibantu perkembangan bahasanya melalui speech therapy atau terapi wicara. Terapi sensori integrasi juga dapat diberikan pada anak yang memiliki keterlambatan di beberapa aspek lainnya, selain aspek kemampuan berbicara. Terapi ini membantu anak mengembangkan kemampuan dirinya, terutama pada area sensoris (audio, visual, taktil, perasa dan motorik).
Jangan ragu jika membutuhkan bantuan profesional seperti dokter anak atau psikolog anak untuk membantu mendeteksi gangguan pada anak. Kayross Psikologi Utama memiliki psikolog anak yang dapat membantu orang tua untuk mendeteksi gangguan tumbuh kembang anak. Hubungi Kayross untuk menjadwalkan pertemuan Anda.
(By: Luisa Munster, M. Psi., Psikolog)
Sumber:
About 1 in 12 children has disorder related to voice, speech, language, or swallowing. (2015). Diunduh dari nidcd.nih.gov.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorder (DSM) V, (5th Ed). Washington DC: APA.
Gunawan, G., R. Destiana, & Rusmil, K. (2011). Gambaran Perkembangan Bicara dan Bahasa Anak Usia 0-3 Tahun. Sari Pediatri, 13, (1).
Mash, E. J. & Wolfe, D. A. (2013). Abnormal Child Psychology, (5th Ed.). USA: Wadsworth.