Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah psikotes atau asesmen psikologi. Psikotes akan dihadapi oleh para pencari kerja dalam proses rekrutmen di sebuah perusahaan. Tidak hanya perusahaan, namun juga banyak sekolah dan universitas yang menerapkan psikotes sebagai salah satu syarat dalam proses penerimaan siswa. Individu yang ingin mengetahui gambaran kecerdasan dan bakat minat untuk penjurusan kuliah juga umumnya mengikuti proses psikotes. Walau begitu, pendapat tiap orang berbeda-beda terhadap psikotes. Ada yang merasa psikotes merupakan proses yang penting, namun ada juga yang merasa psikotes bukanlah hal yang penting.
Sebenarnya mengapa perlu ada pelaksanaan psikotes atau asesmen psikologi ?

Sebelum memutuskan menggunakan psikotes atau tidak, kita terlebih dulu harus mengevaluasi tujuan akhir yang ingin didapatkan. Pada dasarnya psikotes atau asesmen psikologi adalah proses pengumpulan data yang kemudian diintegrasikan untuk mendapatkan gambaran aspek kecerdasan, sikap kerja dan kepribadian seseorang. Hasil psikotes tersebut dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan (American Psychological Association), yaitu :
- Keperluan Medis
Hasil psikotes dapat digunakan untuk membantu psikolog atau psikiater dalam mendiagnosa gangguan-gangguan psikis atau Kesehatan mental seseorang. Dengan mengetahui Kesehatan mental, maka individu dapat mencegah atau mengatasi permasalahan yang mengganggu agar kehidupannya berfungsi optimal. Selain itu, hasil psikotes pada anak-anak bisa digunakan untuk mengetahui kebutuhan tumbuh kembang, sehingga orang tua mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dilakukan agar perkembangan anaknya optimal.

- Keperluan Non-Medis
Hasil psikotes dapat digunakan dalam proses rekrutmen karyawan, untuk keperluan promosi atau demosi karyawan, untuk seleksi siswa, serta untuk mengetahui arah karier dan bakat minat seseorang. Pada kebutuhan perusahaan, dengan mengetahui potensi dan bakat minat seseorang, maka bagian rekrutmen dapat membuat kesimpulan apakah individu tersebut sesuai dengan jabatan yang dituju. Pada kebutuhan Pendidikan, siswa dapat mengetahui apakah jurusan SMA atau kuliah yang diminati sudah sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Bagaimana cara melaksanakan psikotes atau asesmen psikologi?
Cara pengumpulan data dalam asesmen dapat menggunakan alat-alat tes yang sudah terstandarisasi, metode wawancara, metode observasi, menggunakan kuesioner, dan alat tes standar lainnya. Pelaksanaan psikotes bisa dilakukan secara individual atau klasikal (secara berkelompok). Cara pelaksanaan sangat bergantung pada alat tes yang digunakan. Tiap alat tes tentu memiliki fungsi dan tujuan pengukuran yang berbeda-beda. Beberapa alat tes perlu dilakukan secara individual dan biasanya diberikan oleh Psikolog langsung. Sementara itu, ada juga tes yang dapat dilaksanakan secara massal atau bersamaan sekaligus yang dipandu oleh satu orang tester. Tester tersebut bisa seorang Psikolog atau sarjana lulusan Psikologi atau seseorang yang memiliki kompetensi sebagai asesor.

Apakah hasil psikotes akurat 100%?
Perlu dipahami bahwa psikotes mengukur potensi seseorang di saat hari pelaksanaan tes. Oleh karena itu, hasil psikotes sangat bergantung pada kondisi individu di hari pelaksanaan tes. Jika individu tersebut melaksanakan psikotes dalam kondisi tubuh yang fit dan pikiran yang segar, tentu hasil psikotes akan menggambarkan kondisi dirinya yang hari itu sedang prima. Namun, jika kondisi individu kurang baik pada saat pelaksanaan tes, bisa saja hasil tes tampil kurang optimal. Selain kondisi individu, pemberian instruksi tes juga penting untuk mudah dipahami oleh peserta tes. Jika instruksi yang diberikan tidak dipahami bahasanya oleh peserta tes, tentu hasilnya juga akan kurang optimal. Faktor penentu berikutnya adalah waktu pelaksanaan psikotes. Sebaiknya psikotes dilakukan di pagi hari, dengan asumsi bahwa kondisi peserta dalam keadaan yang prima karena sudah cukup tidur dan sarapan di pagi hari. Walau begitu, tidak ada masalah jika dilaksanakan pada siang hari asalkan kondisi peserta tes dalam keadaan yang prima. Durasi psikotes yang terlalu lama juga dapat memengaruhi hasil, karena umumnya kondisi individu akan semakin menurun jika terlalu lama.
Apakah artinya hasil psikotes bisa berubah?
Pada dasarnya manusia adalah makhluk hidup yang dinamis. Oleh karena itu, manusia pun bisa berubah karena pengalaman yang didapatkan sepanjang hidupnya. Potensi seseorang dapat menurun saat ia mengalami pengalaman yang traumatis bagi dirinya atau saat otaknya kurang mendapatkan stimulasi. Potensi seseorang juga dapat meningkat saat ia aktif menstimulasi otaknya dengan banyak pengalaman baru, serta melatih kemampuan berpikirnya.
Jika Anda membutuhkan psikotes atau asesmen psikologi, baik untuk kebutuhan perusahaan, Pendidikan atau pun untuk individual, silakan menghubungi Kayross Psikologi Utama.
(By: Luisa Munster, M. Psi., Psikolog)