Perilaku Anti Sosial

Apakah Anda pernah melihat orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya, tanpa merasa perilakunya tersebut salah?

Atau melihat orang yang mengendarai motor dengan modifikasi knalpot racing, sehingga suaranya mengganggu ketenangan lingkungan?

Tanpa disadari hal-hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang biasa kita jumpai sehari-hari. Padahal sikap dan perilaku di atas dapat menjadi salah satu bentuk dari perilaku anti sosial dan harus diwaspadai.

Kata Anti Sosial sendiri jika diterjemahkan secara harafiah artinya menentang sesuatu yang berkaitan dengan sosial atau masyarakat. Menurut Kathleen Stassen Berger (dalam Laurier, 2003), perilaku anti sosial adalah suatu sikap dan perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara umum di sekitarnya. Perilaku anti sosial biasanya mendatangkan kerugian bagi masyarakat luas karena pada dasarnya mereka tidak menyukai keteraturan sosial yang diinginkan oleh sebagian besar anggota masyarakat lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan keluarga, karakteristik kepribadian, dan lingkungan sebaya adalah faktor yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi perkembangan dan perilaku anti sosial.

how-to-overcome-antisocial-behavior-752x465
Ada beberapa ciri yang dimiliki oleh seseorang yang melakukan perilaku anti sosial yang dapat disimpulkan dari berbagai sumber, antara lain :

  • Mempunyai ego yang tinggi, umumnya seseorang yang memiliki sikap anti sosial ini memiliki rasa ego yang tinggi, sehingga membuat seseorang tersebut sulit untuk berubah. Biasanya seseorang yang memiliki sikap anti sosial sering memaksa orang lain untuk mengerti dan memahami diri mereka tanpa peduli dengan pendapat orang lain tersebut.
  • Kurangnya interaksi dengan orang lain, orang yang memiliki sikap anti sosial jarang berbicara, karena mereka tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain. Khususnya pada jaman sekarang, mereka lebih menyukai untuk ‘berbicara’ dengan handphone mereka dibandingkan dengan orang lain secara langsung.
  • Tidak mau meminta bantuan, orang-orang yang memiliki sikap anti sosial juga hampir tidak pernah meminta bantuan. Jika mereka memiliki masalah, maka mereka sangat enggan untuk meminta bantuan kepada orang lain. Mereka lebih suka untuk menyelesaikan masalahnya sendirian dan berpikir bahwa mereka mampu menyelesaikan semua masalahnya tanpa bantuan orang lain.
  • Tidak mempunyai sikap dominan, jika orang pada umumnya berusaha untuk menjadi nomor satu dalam kehidupannya baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan sosial, berbeda dengan orang yang memiliki sikap anti sosial. Mereka tidak memiliki keinginan untuk menjadi nomor satu di kehidupannya. Mereka lebih memilih menjadi penonton, bersikap pasif, tanpa harus menjadi bagian atau terlibat dalam hal tersebut.
  • Lebih suka menyendiri, ini merupakan ciri sikap anti sosial yang paling sering terlihat. Hampir semua orang yang memiliki sikap anti sosial lebih suka menyendiri. Mereka lebih suka menghabiskan waktunya sendirian dibandingkan berkumpul dengan teman ataupun orang lain. Mereka menganggap bahwa menyendiri itu lebih menyenangkan tanpa ada gangguan dari orang lain.

Seseorang dengan perilaku anti sosial dapat menyebabkan resiko besar bagi kesehatan mental dan fisik orang tersebut. Hal yang dapat terjadi adalah peningkatan resiko menjadi individu yang kecanduan alkohol, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan perilaku penyimpangan seksual, depresi, dan terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap orang lain atau terhadap diri sendiri.

Berdasarkan resiko-resiko tersebut, sangat penting sejak dini kita mendeteksi bentuk-bentuk perilaku anti sosial agar tidak berkembang menjadi tindakan kriminalitas dan akhirnya merugikan banyak orang. Jika kita mengenal keluarga, sahabat, atau relasi yang ternyata memiliki potensi ataupun sudah melakukan tindakan anti sosial, beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka, antara lain :

  1. Coba mendekatkan diri dan bangun hubungan yang baik dengan mereka.
  2. Ajak mereka untuk terlibat pada suatu komunitas atau kelompok yang dapat memberikan pengaruh positif.
  3. Ajak mereka untuk berkonsultasi dengan psikolog jika membutuhkan bantuan profesional.

anti social quotes

Tingkatkan kesadaran dan kepedulian kita terhadap sesama, dengan harapan dapat mengurangi perilaku anti sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

(By: Yohana Budisusetia, M. Psi., Psikolog)

Sumber:

Advertisement