Cara Menghadapi Stres

Berbagai tekanan dan tuntutan dalam hidup seringkali membuat kita pusing dan stres. Kebanyakan orang datang ke psikolog dan bertanya, “bagaimana ya caranya mengatasi stres ?” Nah, sebelum membahas lebih jauh mengenai caranya, kita perlu paham dulu dengan istilah stres.

Stress (bahasa Inggris) atau stres (bahasa Indonesia) dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti “tekanan”. Dalam ilmu psikologi, dikenal adanya istilah eustress dan distressEustress adalah stress/tekanan yang positif. Misalnya ketika kita hendak menjalani sidang sarjana atau menghadapi hari pernikahan, tekanan yang ada adalah tekanan yang positif. Mengapa ? karena tekanan tersebut membuat kita menjadi waspada dan mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya. Sementara distress adalah stress/tekanan yang negatif. Misalnya ketika kita mendapatkan tugas yang “terlalu” banyak dan mengakibatkan kita tidak bisa tidur sehingga akhirnya sakit. Karena eustress biasanya tidak menimbulkan masalah, maka yang akan kita bahas dalam tulisan ini adalah distress.

Tekanan yang sama terhadap orang yang berbeda bisa menimbulkan reaksi yang berbeda. Nilai 60 bagi siswa A merupakan suatu hal yang biasa dan tidak menimbulkan tekanan karena ia terbiasa mendapatkan nilai antara 40-60. Namun bagi siswa B, nilai 60 merupakan stres yang besar karena biasanya ia mendapatkan nilai antara 90-100. Kejadian PHK bagi karyawan A menimbulkan trauma dan depresi yang berkepanjangan. Sementara PHK bagi karyawan B hanya menimbulkan kesedihan sesaat dan bulan depannya ia sudah kembali berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Di sini kita lihat bahwa toleransi stres setiap orang itu berbeda-beda, sesuai dengan kematangan pribadi dan pengalaman hidupnya.

Ada 2 cara orang menghadapi stres, yaitu :

1.Emotion Focused

Strategi untuk meredakan emosi individu yang muncul akibat adanya tekanan, tanpa berusaha untuk mengubah sumber stres secara langsung. Misalnya dengan rekreasi, melihat sisi kebaikan (hikmah) dari suatu kejadian, curhat, berpesta, menangis, dsb.

2.Problem Focused

Strategi untuk melakukan tindakan yang ditujukan untuk menghilangkan atau mengubah sumber stres secara langsung. Kita mencoba berpikir rasional dan berusaha memecahkan permasalahan dengan positif. Misalnya dengan membuat rencana baru, melakukan alternatif lain, berusaha lebih giat, meminta pertolongan orang lain, dsb.

Kedua hal ini baik untuk dilakukan. Kita akan sulit berfokus untuk menghilangkan masalah, jika secara emosi kita belum tenang dan belum bisa berpikir rasional. Sebaliknya, jika hanya berusaha meredakan emosi tanpa mencoba mengatasi sumber masalahnya, maka kita hanya lari dari masalah tersebut. Kita pun dapat terjerumus dalam hal yang negatif karena merasa nyaman dengan pelarian tersebut. Misalnya kecanduan obat terlarang, kecanduan games, mabuk-mabukan saat berpesta, dsb.

Karena itu, emotion focused sebaiknya dilakukan hanya untuk sementara waktu. Setelah itu kita perlu segera mencari penyebab tekanan atau sumber stres tersebut dan berusaha untuk mengatasinya secara rasional. Jika merasa kesulitan mengatasinya sendirian, kita bisa meminta masukan dari orang lain atau berkonsultasi dengan psikolog agar masalah yang ada tidak semakin membesar.

Jadi, jangan takut dengan stres ya. Mari kita hadapi dengan bijak ! (by : Diana, M.Sani, M.Psi, Psikolog)

Advertisement