Tips Menghadapi Psikotes Kerja

Psikotes atau Tes Psikologi banyak digunakan sebagai salah satu alat bantu dalam proses rekrutmen karyawan di perusahaan. Hampir setiap pencari kerja di kota-kota besar di Indonesia pernah menjalani tes ini. Karenanya, psikotes sering menjadi momok bagi kalangan pencari kerja karena dianggap merupakan penyebab kegagalan mereka diterima di satu perusahaan.

Sangat banyak buku-buku yang membahas mengenai psikotes ini dijual secara bebas di toko buku. Isi dari buku-buku tersebut mencoba membahas soal-soal psikotes. Baik yang berupa tes kemampuan kecerdasan maupun juga bagaimana seharusnya menghadapi tes menggambar yang biasanya merupakan bagian dari psikotes. Selain membaca buku-buku tersebut, ada juga orang yang mencoba mencari kursus untuk mempelajari psikotes agar dapat lolos pada proses rekrutmen di perusahaan.

Sebenarnya, perlukah seseorang mempersiapkan diri sedemikian rupa untuk menghadapi psikotes ?

Psikotes berbeda dengan tes matematika. Seseorang yang tidak pandai matematika perlu berlatih banyak soal agar dapat menjawab soal pad tes matematika dengan tepat. Pada soal 4+5, orang yang menjawab 9 tentu akan lolos karena jawabannya benar. Sedangkan orang yang menjawab 10, tentu akan gagal karena jawabannya salah.

Berbeda dengan psikotes. Standar persyaratan pada penerimaan karyawan pada setiap perusahaan berbeda-beda, tidak absolut. Ketika pada psikotes ada pertanyaan “apakah anda senang berbicara ?” Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Perusahaan A mungkin lebih suka memiliki karyawan yang suka berbicara, sementara perusahaan B mungkin lebih suka memiliki karyawan yang pendiam dan tidak senang berbicara.

Dalam menghadapi psikotes, sebenarnya tidak diperlukan latihan-latihan untuk mengerjakan soal atau latihan menggambar. Silakan menjawab apa adanya saja. Jangan sampai anda justru tidak diterima karena ingin berusaha menjadi orang lain atau karena mengikuti saran dari buku-buku yang belum tentu benar. Psikolog yang memeriksa psikotes tersebut tentunya dapat mengetahui bila anda berusaha berbohong atau “faking good”. Hal ini malah akan menjadi minus point bagi peserta psikotes tersebut karena diangap tidak jujur. Mana ada perusahaan yang mau mempekerjakan karyawan yang tidak jujur ?

Jadi persiapan-persiapan seperti apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi psikotes ?

  1. Istirahat yang cukup sebelum menjalani tes psikologi
  2. Sarapan yang cukup agar dapat konsentrasi dalam menjawab
  3. Datang paling tidak 15 menit sebelum psikotes di mulai, agar tidak tergesa-gesa dan siap secara mental saat tes akan dilakukan
  4. Jujur dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan jadilah diri sendiri

Sederhana sekali bukan?

Sekali lagi, psikotes dalam proses rekrutmen kerja di suatu perusahaan digunakan untuk melihat kecocokan seseorang dengan budaya kerja serta jabatan yang ditawarkan. Jadi, anggap saja Anda juga sedang melihat apakah anda akan cocok dengan perusahaan dan jabatan tersebut melalui psikotes yang dilakukan. Mereka mencari the right man on the right place and the right job. Anda mencari the right job on the right place with the right income. Semoga cocok yah ! (by Dite Marcelina, S.Psi)

Advertisement