Pembelajaran Jarak Jauh Tanpa Stres

Kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah berlangsung hampir setahun, memberikan dampak tersendiri bagi siswa yang menjalaninya. Pada penelitian yang dilangsungkan oleh Universitas di Texas pada Mei 2020, proses pembelajaran daring ini meningkatkan rasa stres dan kecemasan. Banyak hal yang menjadi kontributor pada tingkat stres, kecemasan, hingga munculnya pikiran depresi. Di antaranya rasa khawatir tentang kesehatan mereka serta orang yang dicintai, sulit berkonsentrasi, gangguan dalam pola tidur, menurunnya interaksi sosial, dan menurunnya performa akademik (Son, Hedge, Smith, dkk., 2020).

Selain kondisi aktivitas belajar yang berubah, kondisi di dalam rumah pun turut mengalami perubahan. Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Moroni dkk di tahun 2019, terdapat beberapa hal yang berdampak pada kondisi sosial-emosi anak saat terisolasi dalam rumah, yaitu:

  1. Kondisi kesehatan mental orang tua

Ketika kedua orang tua ataupun salah satunya memiliki masalah dalam kesehatan mentalnya (seperti stres, cemas dan sebagainya) maka akan menimbulkan lingkungan rumah yang jauh lebih membuat stres, terutama pada anak. Pada faktor ini diperlukan intervensi oleh profesional guna mengurangi dampak negatifnya. Bila anda menemukan faktor ini dalam rumah anda, silakan hubungi bit.ly/informasikayross guna mendapat informasi lebih jauh.

2. Investasi waktu

Waktu merupakan investasi dan harta yang paling berharga. Waktu yang dihabiskan oleh orang tua pada aktivitas produktif dan edukatif merupakan penentu dari perkembangan anak. Orang tua yang sedikit meluangkan waktu, memiliki pengaruh pada kondisi rumah yang menimbulkan stres. Sebaliknya, lingkungan rumah yang menimbulkan stres dapat dicegah salah satunya dengan meningkatkan investasi waktu oleh orang tua (Attanasio, dkk. 2020).

3. Pola asuh orang tua

Pola asuh yang ditampilkan oleh orang tua seperti seberapa hangat, komunikatif, atau disiplin adalah hal utama yang dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berhadapan dengan stres. Selama proses PJJ ini, tentu orang tua menerapkan aturan sedemikian rupa agar anak-anak dapat tetap belajar di rumah. Hal ini bukan sesuatu yang salah. Namun dapat berakibat buruk ketika aturan yang diterapkan selalu disertai dengan teriakan hingga pukulan fisik terhadap anak. Bahkan kemudian dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan mental anak di kala pandemi. 

Selain faktor kondisi rumah yang dapat memengaruhi kondisi anak saat PJJ, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan guna mengurangi dan mencegah stres pada anak ataupun orang tua, yaitu:

1. Ciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah

Luangkan waktu untuk dapat berkolaborasi dengan anak dalam penuntasan target belajar. Hal ini perlu diperhatikan guna memunculkan perasaan anak tidak belajar sendiri. Selain itu, orang tua perlu luwes dan fleksibel dalam menentukan target belajar atau tenggat waktu pengumpulan tugas menyesuaikan kondisi yang ada dalam rumah. Perlu disadari bahwa target pembelajaran jarak jauh bukanlah pengumpulan tugas semata, tetapi juga menanamkan kebiasaan belajar di mana saja. Komunikasikan dengan guru terkait hal tersebut dan jangan ragu untuk konsultasi pada mereka ketika berhadapan dengan hambatan pembelajaran di rumah. Selain itu, hubungkan materi pelajaran dengan kegiatan anak membantu orang tua di rumah, sehingga tidak hanya kebiasaan belajar yang ditanamkan, tetapi juga mendekatkan orang tua dengan anak.

2. Jadwal kegiatan yang dibuat bersama

Dalam menyusun jadwal, libatkan semua anggota keluarga termasuk anak. Hal ini perlu diperhatikan agar semua anggota akan mengetahui kewajiban anggota keluarga lainnya, sehingga semua orang di rumah akan lebih paham tentang kegiatan atau kesulitan masing-masing. Selain jadwal belajar, alokasikan waktu bermain sepenuh hati. Kombinasi belajar di rumah dan bekerja di rumah bisa membuat orang tua kehabisan waktu, serta berpotensi lebih lelah dan stres ketimbang bekerja di kantor. Untuk itu, pastikan sediakan waktu setidaknya 1 jam setiap hari untuk benar-benar terbebas tugas. Manfaatkan waktu tersebut untuk bermain sepenuh hati dengan anak.

Tulis dan tempel jadwal yang telah disepakati di area bersama. Jadwal yang tertulis dapat menjadi media untuk saling mengingatkan satu sama lain tentang hal-hal yang perlu dilakukan setiap harinya. Dengan demikian kemungkinan untuk melewatkan tugas bisa dikurangi.

3. Penuhi kebutuhan dasar tubuh untuk setiap anggota keluarga

Stres dapat dengan mudah datang bila kebutuhan dasar tak terpenuhi, seperti telat makan, anak kegerahan karena belum mandi, atau tidak cukup minum. Untuk itu, perlu dituliskan dalam jadwal tentang makanan atau camilan sehat yang perlu dikonsumsi keluarga. Termasuk pengingat apakah hari ini tiap anggota keluarga sudah cukup minum dan vitamin.

 

Itulah langkah-langkah yang bisa dilakukan di rumah selama PJJ. Apabila anak atau orang tua merasa perlu bantuan profesional, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Pastikan anak dan orang tua tetap sehat secara fisik dan mental di tengah pandemi ini.

(By: Annisya Sekar, M. Psi., Psikolog)

Son, C., Hegde, S., Smith, A., Wang, X., & Sasangohar, F. (2020). Effects of COVID-19 on College Students’ Mental Health in the United States: Interview Survey Study. Journal of Medical Internet Research, 22(9). doi:10.2196/21279

Moroni, G, C Nicoletti and E Tominey (2019), “Child Socio-Emotional Skills: The Role of Parental Inputs”, IZA working paper 12432.

Attanasio, O, R Blundell, G Conti and G Mason (2020), “Inequality in socio-emotional skills: A cross-cohort comparison”, Journal of Public Economics, Forthcoming.

Advertisement