Seringkali kita membaca di media massa, betapa banyaknya kasus-kasus kejahatan yang di luar batas kewajaran, seakan-akan seperti apa yang kita bayangkan ada di sebuah film. Banyak pelaku yang setelah diperiksa, akhirnya ditetapkan mengidap gangguan jiwa (orang awam menyebutnya “gila”). Membayangkan kondisi seseorang dengan gangguan jiwa, masyarakat langsung membayangkan penampilan yang kotor, lusuh, tidak berpakaian atau sebagainya.
Spektrum gangguan jiwa beragam dalam gejala, sebab, maupun penanganannya. Seseorang yang terganggu kejiwaannya akan menunjukkan respon yang berbeda sesuai dengan pengalaman kehidupan yang membentuknya. Salah satu gangguan jiwa yang kita kenal adalah skizofrenia, ada juga yang menyebutnya sebagai gangguan psikosis.
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, prevalensi skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 6-7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1000 rumah tangga terdapat 6-7 rumah tangga yang mempunyai anggota keluarga pengidap skizofrenia atau psikosis. Jadi perhatian terhadap kesehatan kejiwaan sudah sepatutnya menjadi perhatian kita bersama.
Namun, apakah memang kedua sebutan itu merujuk pada arti yang sama?
Kata psikosis digunakan untuk mendeskripsikan kondisi yang mempengaruhi pikiran seseorang, seperti kehilangan kontak dengan kenyataan. Saat seseorang mengalami gangguan kejiwaan, ia dimungkinkan mengalami episode psikosis. Selama episode psikosis tersebut, pikiran dan persepsi orang tersebut terganggu, serta dapat mengalami kesulitan untuk memahami mana yang nyata dan tidak nyata.
Beberapa gejala psikosis antara lain:
-Delusi/Waham (adanya keyakinan yang salah terhadap suatu hal)
-Halusinasi (merasa mendengar/melihat/merasakan sesuatu yang tidak dilihat/ didengar/dirasakan orang lain)
-Perubahan mood/ suasana hati yang cepat berganti.
-Kesulitan konsentrasi
-Kecemasan dan sensitif berlebihan
-Ada suasana hati depresi
-Perubahan pola tidur, disertai rasa gelisah
-Ketakutan (paranoid), kecurigaan berlebihan
-Gangguan bicara (menjadi tidak teratur, tidak terorganisir, melompat-lompat, ngelantur dan sebagainya)
-Dapat memiliki niat maupun usaha untuk bunuh diri.
Gejala psikosis dapat disebabkan berbagai hal, misalnya kondisi kejiwaan tertentu maupun karena efek dari mengkonsumsi obat-obatan (misalnya zat psikoaktif dan obat-obatan terlarang). Bahkan jenis penyakit tertentu dapat menyebabkan adanya kondisi psikosis, misalnya pada penyakit Huntington, Parkinson maupun Tumor otak.
Lalu apa bedanya dengan Skizofrenia?
Sementara Skizofrenia adalah sebutan untuk salah satu bentuk gangguan kejiwaan. Beberapa jenis skizofrenia adalah skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia residual dan skizofrenia tidak tergolong. Ada sekelompok gejala dan tanda yang harus dipenuhi sebelum seseorang didiagnosa Skizofrenia.
Psikosis adalah tanda utama dari gangguan Skizofrenia. Seseorang tidak akan disebut menderita Skizofrenia apabila tidak ada kondisi psikosis yang dialaminya. Kondisi psikosis pada pasien-pasien skizofrenia biasanya bersifat menetap (paling sedikit selama 6 bulan), berulang, mempengaruhi dan mengurangi kualitas hidup penderita maupun orang di sekitarnya.
Pasien skizofrenia biasanya mengalami episode psikosis. Namun, tidak semua pasien yang mengalami episode psikosis akan didiagnosa menderita skizofrenia, karena ada jenis gangguan-gangguan lain yang juga memiliki gejala mengalami kondisi psikosis.
Dalam sebuah film dokumenter, David Harewood (BBC: Psychosis and Me, 2018), seorang aktor terkenal asal Inggris, adalah penderita psikosis yang mengalami berbagai episode psikosis. Dengan penanganan yang tepat, seperti terapi farmakologi maupun perilaku, membantunya untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan masih aktif sebagai pemain film hingga saat ini.
Apabila Anda atau kerabat mengalami gejala-gejala seperti di atas, penting sekali untuk membicarakannya dengan para profesional seperti psikiater atau psikolog, untuk mengetahui sejauh mana gejala-gejala tersebut merupakan bagian dari suatu gangguan kejiwaan atau tidak. Silakan menghubungi Kayross Psikologi Utama jika membutuhkan bantuan psikolog klinis untuk permasalahan Anda. Salam sehat selalu.
(By: Ellia Feeber, M.Psi., Psikolog)
Sumber:
https://www.nimh.nih.gov/health/topics/schizophrenia/raise/what-is-psychosis.shtml
https://www.youtube.com/watch?v=MBduR0BU1vg How Psychosis bends your reality – BBC.