Bukan hanya orang tua yang bisa merasakan emosi. Sejak lahir seseorang sudah dianugrahkan untuk bisa merasakan dan mengekspresikan apa yang sedang dirasakan. Ketika anak belum bisa bicara, mereka menggunakan emosi untuk berkomunikasi, khususnya senyuman dan tangisan. Mungkin sebagian dari kita sudah dapat memahaminya. Senyuman berarti bayi sedang mengkomunikasikan perasaan nyaman dan senang , sedangkan tangis pada bayi menandakan ia sedang merasa tertekan baik karena lapar, marah ataupun sakit.
Semakin usianya bertambah seorang anak mulai memahami emosi yang lebih kompleks seperti terkejut, kecewa, malu, bahkan pada saat usia 2 tahun seorang anak sudah bisa merasakan perasaan bersalah. Namun, cara mereka mengekpresikan emosi tidaklah sama.Banyak juga anak-anak yang tidak mengenal emosi yang terjadi pada diri mereka dan ada pula yang mengekspresikan secara berlebihan dan meledak ledak.
Ada beberapa tips untuk mengenalkan beragam jenis emosi pada buah hati, diantaranya:
1. Kenalkan emosi pada saat kejadian.
Pada saat anak menangis, biasanya kita hanya berfokus untuk membuat ia diam atau kembali tenang. Sebaiknya, kenalkan pada anak apabila kejadian atau perasaan yang sedang dialami namanya sedih. Begitu pula ketika ia sedang tertawa atau tersenyum, kenalkan juga kalau itu namanya adalah senang atau gembira.
2. Gunakan media untuk mengenalkan jenis emosi
Bisa dilakukan dengan dalam bentuk cerita, buku bergambar, roleplay, permainan. Ketika sedang bermain dengan anakpun bisa menjadi media untuk mengenalkan emosi, saat anak menang ia akan senang, sebaliknya jika ia kalah biasanya akan kecewa.
3. Jadilah contoh
Ketika menjadi orang tua berarti seluruh perilaku kita selalu akan diamati, diingat, bahkan dicontoh oleh anak baik secara sadar ataupun tidak. Sehingga kita sebagai orang tua, harus menjadi tempat anak belajar bagaimana menunjukan dan mengelola emosi dengan baik.
4. Bantu anak untuk mengekpresikan dengan tepat
Ajak anak untuk mengungkapkan dengan kata kata perasaan yang sedang terjadi dalam dirinya. Apabila anak marah,kita kurang lebih pasti paham apa yang membuat ia marah lalu ajaklah ia untuk mengungkapkan apa penyebab kemarahannya apakah kesedihan, kecemburuan, kecewa ataupun malu.
Apabila beberapa cara diatas masih dirasa agak sulit untuk dilakukan dirumah, jangan segan atau malu untuk menghubungi Psikolog untuk mendapat bantuan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. (by Annisya Sekar, S.Psi)