Terlalu Narsis atau NPD? Kenali Sebelum Terlambat!

Akhir-akhir ini, marak tersebar istilah ‘NPD’ di media sosial, yaitu singkatan dari Narcissistic Personality Disorder. Seringkali istilah ini digunakan di media sosial untuk orang yang manipulatif atau orang-orang yang merasa dirinya lebih penting dibandingkan orang lain. Maraknya penggunaan istilah ini menimbulkan fenomena dimana orang-orang memberikan label NPD pada orang dengan karakteristik tertentu, namun belum tentu orang yang manipulatif memiliki NPD.

Gangguan kepribadian adalah adanya pola perilaku yang menyimpang dari ekspektasi lingkungan, tidak fleksibel, dan biasanya muncul sejak usia remaja (Association, A. P., 2015). Pola perilaku yang tidak fleksibel berarti pola perilaku ini konsisten muncul terlepas dari situasi sosial, misalnya di situasi pekerjaan, akademik, pertemanan, percintaan, atau keluarga. Hal penting lainnya adalah pola perilaku ini menimbulkan hambatan bagi individu untuk berfungsi secara normal, misalnya memiliki hubungan pertemanan yang sehat, memiliki pekerjaan, dan lainnya.

Narcissistic Personality Disorder adalah pola perilaku dimana ia mengabaikan atau melanggar hak orang lain (Association, A. P., 2015), melalui perilaku seperti berbohong atau manipulasi. Tidak semua orang yang manipulatif atau berbohong pasti memiliki NPD, namun perilaku tersebut dapat mengindikasikan kemungkinan adanya NPD. Tidak semua individu yang narsistik pasti menyimpang atau merugikan orang lain. Oleh karena itu, diagnosis NPD hanya dapat diberikan oleh psikiater atau psikolog setelah melalui proses asesmen. Terlepas dari hal itu, penting juga bagi dirimu untuk mengenali ciri-ciri perilaku NPD.

Beberapa ciri-ciri perilaku lainnya adalah :

  • Merasa dirinya spesial, penting, atau paling berharga. Pada taraf tertentu, kepercayaan ini membantu kita untuk menampilkan diri di lingkungan sosial dengan percaya diri. Pada NPD, kepercayaan ini berlebihan, sehingga kepercayaan ini berbeda jauh dengan kenyataan atau bukti-bukti yang ada. Misalnya: percaya bahwa dirinya jenius sedangkan pada kenyataannya kesulitan untuk memenuhi tuntutan akademik di perkuliahan.
  • Karena mereka spesial, mereka pun percaya bahwa mereka harus mendapatkan perlakuan yang spesial dari orang lain. Misalnya menuntut perilaku-perilaku istimewa tanpa adanya usaha, atau tidak terima jika ia diperlakukan sama seperti orang lain. Relasi dengan NPD pun dapat terasa timpang atau tidak timbal balik.
  • Adanya perilaku manipulasi atau eksploitasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal ini merupakan metode mereka untuk mendapatkan perilaku spesial tersebut. Manipulasi juga dapat terlihat jika mereka dikonfrontasi, seperti memutarbalikkan cerita dan menjadi menyalahkan orang lain.
  • Tidak dapat berempati. Hal ini akan sangat terasa ketika berinteraksi dengan mereka, terutama di situasi yang menuntut bantuan atau respon hangat dari mereka.

(Association, A. P., 2015, Millon et. al, 2015, Restivo, J., 2024)

Jika kamu melihat ada orang sekitarmu sering berbohong atau memanipulasi, hal tersebut tidak berarti bahwa ia pasti memiliki NPD, namun merupakan indikasi bahwa kamu perlu mengamati perilakunya dengan lebih seksama. Selain itu, kamu juga perlu mengamati dirimu lebih lanjut, terutama kondisi psikologismu. Seringkali orang-orang menyadari bahwa ada sesuatu yang salah ketika mereka sudah merasakan dampak psikologis dari berelasi dengan NPD.

Beberapa dampak psikologis yang dapat muncul adalah :

  • Low self-esteem. Gambaran diri yang negatif seperti merasa diri kurang berharga lebih sering muncul. Hal ini dapat membuat semakin susah meninggalkan relasi dengan NPD, karena dapat merasa tidak ada orang lain yang dapat menerima diri
  • Emosi negatif yang seringkali muncul, misalnya perasaan sedih, frustrasi atau marah yang disebabkan oleh hak dan batas personal tidak dihargai. Dapat merasa cemas, takut berbuat salah, atau takut membuat mereka marah. Emosi-emosi tersebut dapat muncul dalam bentuk keluhan fisik, seperti sesak nafas, jantung berdebar, rasa tidak nyaman, sakit lambung, dan keluhan lainnya.
  • Adanya perilaku people pleasing, seperti tidak mau menolak, mengorbankan kemauan diri sendiri demi mengutamakan kemauan orang lain, atau tidak berani menyatakan pendapat untuk menghindari konflik.
  • Merasa bingung dan tidak yakin terhadap diri sendiri, terutama meragukan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Treatment bagi individu NPD berupa psikoterapi, namun dalam kasus NPD menjadi kompleks karena NPD tidak merasa bahwa mereka bersalah atau merugikan orang lain. Kecil kemungkinan mereka akan pergi konseling atau terapi dengan kemauan diri sendiri. Jika kamu mengalami kondisi psikologis tersebut, penting bagimu untuk mendapatkan bantuan penanganan melalui sesi konseling atau psikoterapi. Kamu dapat menghubungi Kayross Psikologi Utama untuk mendapatkan bantuan dari tim psikolog kami.

(By : Jiwika M. J. Hutajulu, M.Psi., Psikolog)

Referensi

Association, A. P. (2015). DSM-5 Classification. American Psychiatric Publishing.

Millon, T., Millon, C. M., Meagher, S. E., Grossman, S. D., & Ramnath, R. (2012). Personality disorders in modern life. John Wiley & Sons.

Restivo, J. (2024, January 8). Narcissistic personality disorder: Symptoms, diagnosis, and treatments. Harvard Health. https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/narcissistic-personality-disorder-symptoms-diagnosis-and-treatments